Pendidikan di Korea Selatan
Pendidikan dilihat
sebagai aspek penting bagi keberhasilan dan persaingan di sana. Di Korea ada
lima mata pelajaran utama, yaitu matematika, sains, bahasa Korea, studi sosial,
dan bahasa Inggris. Biasanya pendidikan fisik / olahraga tidak dianggap penting,
makanya banyak sekolah yang tidak memiliki gimnasium yang layak. Korea Selatan
adalah negara pertama di Dunia yang memberikan akses internet berkecepatan
tinggi di setiap sekolah.
Sistem pendidikan di
Korea Selatan menggunakan umur. Bukan lewat pengetahuan, nilai, atau tes
(Modelnya sama kayak di Indonesia juga. Waktu belajarnya pun sama, SD 6 tahun,
SMP 3 tahun, SMA 3 tahun), cuma kalau di Korea selain dilihat dari faktor usia,
faktor bulan lahir juga menentukan (?) jadi maksudnya gini.
Contoh : Kai lahir 14
Januari 1994 dan Sehun lahir 12 April 1994. Meskipun mereka seumuran, tapi Kai
masuk sekolah lebih dulu daripada Sehun karena bulan lahirnya lebih awal dari
awal semester I tahun ajaran baru. Nah, karena Sehun lahir di bulan April, dia
masuk sekolah satu tahun dibawah Kai (adik kelasnya Kai) dan bergabung dengan
orang-orang yang lahir antara Maret 1994 – Februari 1995.
Tahun
pelajaran di bagi menjadi dua semester :
·
Semester I : awal Maret – pertengahan Juli
·
Liburan musim panas : pertengahan Juli – akhir Agustus
·
Semester II : akhir Agustus – pertengahan Februari
·
Liburan musim dingin : akhir Desember – awal Februari
·
Ujian semester II dan
kelulusan : awal Februari – pertengahan Februari
(satu minggu)
·
Liburan pendek : pertengahan Februari – awal Maret
TK
TK di Korea bukan
program publik / formal. TK adalah lembaga swasta yang mengajarkan bahasa Korea
dan Inggris. Usia anak yang memasuki TK berkisar antara 3-7 tahun. Nah, di TK
ini satu kelas bisa berisi anak-anak dengan rentan umur yang berbeda (4 tahun).
Sekolah
Dasar
Sekolah dasar di Korea
disebut Chodeunghakgyo (초등학교).
Sekolah dasar terdiri dari kelas 1 – 6 dengan rentan usia 7 – 13 tahun. Siswa
kelas 1 – 2 belajar bahasa Korea, matematika, sains, ilmu sosial, seni, dan
bahasa Inggris, sedangkan kelas 3 – 6 ditambah PE, pendidikan moral, seni
praktis, dan musik.
Biasanya, guru kelas
(wali kelas) yang mengajar sebagian besar mata pelajaran, kecuali bahasa asing
dan olahraga.
Mereka yang ingin
menjadi seorang guru sekolah dasar harus memiliki kemampuan utama dalam
pendidikan dasar, yang secara khusus dirancang untuk menumbuhkan guru sekolah
dasar. Di Korea, sebagian besar guru SD bekerja untuk sekolah dasar negeri.
Sekolah
Menengah
Sekolah menengah
disebut junghakgyo (중학교).
Sekolah menengah di Korea Selatan terdiri dari tiga kelas. Sebagian besar siswa
masuk pada usia 12 atau 13 dan lulus pada usia 15 atau 16. Pada umumnya sekolah
menengah adalah sekolah peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Jadi di sekolah
menengah pertama, siswa lebih disiplin dan harus mentaati peraturan sekolah
serta lebih serius dalam pelajaran. Berbagai aspek kehidupan para siswa sangat
dikontrol. Seperti di sekolah dasar, siswa menghabiskan hampir sepanjang hari
di kelas yang sama dengan teman sekelas yang sama, namun siswa memiliki guru
yang berbeda untuk setiap mata pelajaran. Wali kelas guru damim
seonsaengnim (담임 선생님) memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan siswa.
Sebagian besar siswa
sekolah menengah mengambil enam pelajaran sehari, dan di samping ini biasanya
memiliki kelas pagi yang mendahului pelajaran reguler dan pelajaran ketujuh
yang mengkhususkan diri dalam subjek ekstra. Berbeda dengan sekolah tinggi,
kurikulum sekolah menengah tidak berbeda jauh dari sekolah dasar. Matematika,
Bahasa Inggris, Korea, studi sosial, dan ilmu pengetahuan membentuk mata
pelajaran inti, dengan siswa juga menerima instruksi dalam musik, seni, PE,
sejarah, etika, ekonomi rumah, teknologi, dan Hanja. Semua pelajaran reguler
adalah 45 menit. Sebelum sekolah, siswa memiliki kelas tambahan 30 menit yang
dapat digunakan untuk belajar mandiri, menonton Sistem Siaran Pendidikan (EBS)
siaran, atau untuk pribadi dan administrasi kelas.
Dalam tahun terakhir,
nilai ujian sekolah menengah menjadi sangat penting bagi siswa untuk masuk ke
sekolah menengah atas, bagi yang nilainya mencukupi mereka dapat masuk (SMA)
sedangkan nilainya kurang, mereka masuk ke dalam (SMK).
Sekolah
tinggi
Sekolah tinggi disebut Godeunghakgyo (고등학교). Sekolah tinggi di Korea Selatan mengajar siswa dari kelas pertama (umur 15) – kelas tiga (umur 17), dan pada usia 18 atau 19. Sekolah tinggi di Korea dapat dibagi menjadi jalur khusus yang sesuai dengan minat siswa dan jalur karir. Misalnya, ada ilmu (Sains SMA), bahasa asing dan sekolah khusus seni yang siswa-nya dapat mengikuti ujian masuk yang umumnya sangat kompetitif. Tipe lain dari sekolah tinggi termasuk sekolah menengah umum dan sekolah tinggi swasta, baik dengan atau tanpa ujian masuk.
Sekolah tinggi disebut Godeunghakgyo (고등학교). Sekolah tinggi di Korea Selatan mengajar siswa dari kelas pertama (umur 15) – kelas tiga (umur 17), dan pada usia 18 atau 19. Sekolah tinggi di Korea dapat dibagi menjadi jalur khusus yang sesuai dengan minat siswa dan jalur karir. Misalnya, ada ilmu (Sains SMA), bahasa asing dan sekolah khusus seni yang siswa-nya dapat mengikuti ujian masuk yang umumnya sangat kompetitif. Tipe lain dari sekolah tinggi termasuk sekolah menengah umum dan sekolah tinggi swasta, baik dengan atau tanpa ujian masuk.
Sekolah-sekolah tinggi
tidak mengkhususkan diri di lapangan, tapi lebih terfokus pada mengirim
siswanya ke perguruan tinggi. Bagi siswa yang tidak ingin pendidikan tinggi,
sekolah kejuruan yang mengkhususkan diri dalam bidang-bidang seperti teknologi,
pertanian atau keuangan tersedia, di mana siswa bekerja setelah lulus.
Bahasa Inggris di
sekolah menengah Korea sangat diperlukan untuk tujuan membantu siswa masuk
universitas ternama di Korea maupun di luar negeri.
Kejuruan
Sekolah menengah
kejuruan menawarkan program dalam lima bidang: pertanian, teknologi / rekayasa,
perdagangan / bisnis, maritim / perikanan, dan ekonomi rumah. Pada prinsipnya,
semua siswa di tahun pertama SMA (kelas 10) mengikuti kurikulum umum nasional.
Dalam tahun kedua dan ketiga (kelas 11 dan 12) siswa menawarkan kursus yang
relevan dengan spesialisasi mereka. Dalam beberapa program, siswa dapat
berpartisipasi dalam pelatihan kerja melalui kerjasama antara sekolah dan
pengusaha lokal.
Fakta-fakta
Pendidikan di Korea
·
Para siswa sekolah
tinggi di Korea memiliki waktu belajar dari jam 08:00 pagi sampai 09:30 atau
10:00 malam. Bayangkan, 14 jam berada di sekolah! Tujuannya agar para siswa
bisa masuk ke dalam perguruan tinggi favorit karena persaingan di sana cukup
tinggi. Seakan belum cukup dengan sekolah formal, para siswa biasanya juga akan
menghadiri lembaga pendidikan swasta / Hagwon (학원). Ini berarti para siswa sekolah tinggi rata-rata tidak pulang
sampai tengah malam. Sedangkan bagi siswa sekolah menengah, pihak sekolah masih
memberi toleransi dengan waktu belajar antara 08:00 pagi sampai 04:00 sore,
dengan tambahan Hagwon sepulang sekolah.
·
Di Korea ada pepatah
yang mengatakan, “Guru adalah hal tertinggi selayaknya Tuhan.”
Masyarakat Korea menganggap guru memegang posisi yang berharga dan tinggi karena
Korea menanamkan bahwa pendidikan adalah hal yang utama. Akibatnya, Korea
benar-benar menjunjung tinggi para guru. Usia pensiun mereka tidak sampai 65
thaun. Senioritas di kalangan guru dilihat melalui bayaran yang tinggi dan jam
mengajar yang lebih banyak.
·
Presentasi Power
Point, USB dsb adalah hal-hal dasar yang digunakan dalam sistem pembelajaran
SD-SMA. Ruang kelas dilengkapi Komputer yang terhubung ke salah satu sistem
proyektor overhead atau layar datar LCD.
·
Ada rotasi mutasi guru
setelah lima tahun mengajar. Hal ini dilakukan agar setiap guru mendapat
kesempatan yang adil untuk mengajar di berbagai sekolah yang baik atau buruk.
·
Beberapa sekolah
unggulan memiliki ruang praktek teknolgi blue screen untuk membuat para siswa
dapat berperan dengan layak. Ruangan itu juga dilengkapi dengan berbagai alat
dan media untuk membuat akting itu terlihat nyata.
·
Hukuman fisik masih
berlaku di Korea. Sistem pendidikan di sana memang sangat ketat dan keras.
Bukan hal yang tabu jika guru melakukan kekerasan fisik untuk mendisiplinkan
muridnya. Bahkan para orang tua tidak masalah dengan peraturan itu. Hanya saja
saat ini hukuman fisik itu memiliki batasan yang lebih kuat.
·
Kebersihan Sekolah
adalah tanggung jawab murid. Sistem pendidikan di Korea mengajarkan siswa untuk
bertanggung jawab terhadap perawatan sekolah mereka. Sementara para petugas
kebersihan melakukan tugas-tugas utama seperti membersihkan kamar mandi,
membersihkan lorong, ruang kelas, tangga, para siswa diwajibkan memungut sampah
di halaman sekolah setiap pagi sebelum bel berbunyi
·
Siswa-siswa di Korea
yang tidak kuat terhadap tekanan pembelajaran banyak yang melakukan bunuh diri.
Terkadang, hanya karena nilai mereka yang menurun atau tidak lulus dalam
seleksi perguruan tinggi, mereka menganggap bahwa diri mereka telah gagal dan
tidak memiliki masa depan yang pasti. Jadi mereka beranggapan kalau bunuh diri
adalah solusi terbaik.
·
Para siswa di Korea
menghabiskan sebagian waktunya di sekolah. Mereka belajar, makan, dan bergaul
bersama. Sehingga banyak siswi yang juga membawa alat makeup ke sekolah, mereka
saling membantu memoles wajah bersama. XD
·
Di Korea, wajib
belajar itu cuma SD-SMP, tapi karena tingkat kesadaran masyarakat yang tinggi,
anak-anak mereka tetap di sekolahkan sampai jenjang paling tinggi (kuliah)
·
Saat memasuki SMA,
sekolah tidak melarang siswa-siswanya memanjangkan rambut, mewarnai rambut,
atau merias diri.
1. Sekolah selama 16 jam dalam sehari
Para siswa sekolah menengah atas di Korea Selatan rata-rata memiliki durasi jam pelajaran dimulai dari jam 09.30 atau 10.00, sampai larut malam. Pemerintah mengatakan, tujuannya adalah agar siswa mampu masuk ke perguruan tinggi yang baik, setelah melewati kompetisi yang tinggi. Akibatnya, banyak siswa juga akan menghadiri program pembelajaran lain di luar jam sekolah. Setelah program sekolah memperkuat pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris, sehingga ada permintaan yang tinggi bagi mereka, dan bagi siswa, ini mungkin, satu sarana sosial mereka dan cara untuk bertemu teman-teman lain. Ini berarti rata-rata remaja Korea tidak pulang ke rumah sampai tengah malam, dan makan siang hingga makan malam-pun sampai disajikan di sekolah. Metode pembelajaran dengan waktu "gila-gilaan" seperti ini sebenarnya sudah mulai menuai kritik dari para pengamat pendidikan di Korea sendiri.
2. Sekolah di hari Sabtu
Bahkan, di hari sabtu mereka juga masih harus sekolah dengan jam pelajaran penuh ! Sampai saat ini, hari-hari sekolah adalah Senin sampai Sabtu. Hari ini, guru Korea bahkan jauh lebih bahagia, karena mereka memiliki dua kali waktu akhir pekan dalam sebulan, sementara siswanya tidak !
3. Honorable Teacher
Di Korea, ada pepatah "Guru setinggi Tuhan". Anda tidak dapat memandang status guru dari skala gaji mereka, tetapi guru memegang posisi sosial yangberharga dan tinggi di masyarakat. Usia pensiun guru tidak sampai 65tahun. Senioritas berarti gaji meningkat dan jam terbang dikatakan lebih baik dari pekerjaan biasanya (meskipun ini sulit untuk percaya).
4. Mahalnya sarana proses pengajaran
Setiap ruang kelas dilengkapi dengan komputer (atau komputer / mediapodium) yang terhubung ke salah satu sistem proyektor overhead atau layardatar LCD. Walaupun keadaan sudah sedemikian canggih, ini tidak berarti semua guru sangat melek teknologi.
5. Proses pemindahan guru selama 5 tahun sekali
Guru digilir bertugas di sekolah yang berbeda-beda setiap 5 tahun. Sistem ini lahir untuk memberikan setiap guru kesempatan yang adil di bekerja di sebuah sekolah yang baik atau buruk.
6. Role playing via Hollywood style
Beberapa sekolah memiliki teknologi layar biru atau kamar dengan peralatan canggih yang memungkinkan situasi dalam ruangan tersebut sama seperti keadaan lingkungan di luar sana dimana seorang anak akan mempraktekkan ilmu pembelajarannya. Salah satu contoh kelas yang kita lihat adalah kelas ekkonomi, yang lengkap dengan lorong, rak, pasar mini, dan sebagainya. Bahkan, untuk pembelajaran praktek kesehatan, memerka seperti memiliki rumah sakit sendiri.
7. Hukuman fisik yang keras masih berlaku
Sementara di AS, hukuman fisik dalam kelas sudah dilarang, sistem pendidikan Korea dan orang tua dari para siswa punya masalah dengan disiplin fisik di ruang kelas sekolah. Hal ini masih diperbolehkan, walaupun sudah ada kabar bahwa akan diberlakukan pemantauan yang ketat untuk mencegah terjadinya kekerasan guru kepada siswa dan pelanggaran HAM. Biasanya, guru laki-laki disana sangat keras dan mudah sekali memberikan hukuman fisik.
8. Setiap siswa memliki "nama Inggris"
Pernah bertanya-tanya mengapa beberapa orang Korea asli memiliki nama Inggris, yang membuat Anda tertawa karena mereka sangat tidak cocok dengan wajah Asia yang mereka miliki ? Misalnya Alice, Kate, bahkan Angelina ? Salahkan itu pada guru bahasa Inggris asing yang memberikan nama itu pada mereka ! Beberapa program sekolah bahasa Inggris di Korea menawarkan siswa akan diberi nama bahasa Inggris untuk kelas bahasa Inggris mereka dan kadang-kadang itu terserah kepada guru EFL untuk melakukannya.
9. Siswa bertanggung jawab atas kebersihan sekolah mereka
Seperti sekolah-sekolah di Indonesia, sistem sekolah Korea mengajarkansiswa untuk bertanggung jawab atas perawatan sekolah mereka. Sementarapetugas kebersihan cenderung melakukan tugas-tugas utama sepertimembersihkan kamar mandi, membersihkan lorong-lorong, ruang kelas,tangga, dan soal memungut sampah di halaman sekolah, semua dilakukan oleh siswa di pagi hari sebelum bel berbunyi.
10. Siswa diperbolehkan menggunakan sandal di dalam kelas
Anda tahu bahwa tradisi orang Asia Timur, mengambil sepatu dan menepikannya dalam rak ketika memasuki rumah ? Korea memiliki sesuatu permasalahan yang mirip, mereka berpikir bahwa memakai sepatu di dalam ruangan akan membuat ruangan itu kotor. Guru dan siswa harus berganti sepatu dari satu sepatu ke sepatu lain yang khusus digunakan saat di dalam runangan saat memasuki gedung sekolah.
Para siswa sekolah menengah atas di Korea Selatan rata-rata memiliki durasi jam pelajaran dimulai dari jam 09.30 atau 10.00, sampai larut malam. Pemerintah mengatakan, tujuannya adalah agar siswa mampu masuk ke perguruan tinggi yang baik, setelah melewati kompetisi yang tinggi. Akibatnya, banyak siswa juga akan menghadiri program pembelajaran lain di luar jam sekolah. Setelah program sekolah memperkuat pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris, sehingga ada permintaan yang tinggi bagi mereka, dan bagi siswa, ini mungkin, satu sarana sosial mereka dan cara untuk bertemu teman-teman lain. Ini berarti rata-rata remaja Korea tidak pulang ke rumah sampai tengah malam, dan makan siang hingga makan malam-pun sampai disajikan di sekolah. Metode pembelajaran dengan waktu "gila-gilaan" seperti ini sebenarnya sudah mulai menuai kritik dari para pengamat pendidikan di Korea sendiri.
2. Sekolah di hari Sabtu
Bahkan, di hari sabtu mereka juga masih harus sekolah dengan jam pelajaran penuh ! Sampai saat ini, hari-hari sekolah adalah Senin sampai Sabtu. Hari ini, guru Korea bahkan jauh lebih bahagia, karena mereka memiliki dua kali waktu akhir pekan dalam sebulan, sementara siswanya tidak !
3. Honorable Teacher
Di Korea, ada pepatah "Guru setinggi Tuhan". Anda tidak dapat memandang status guru dari skala gaji mereka, tetapi guru memegang posisi sosial yangberharga dan tinggi di masyarakat. Usia pensiun guru tidak sampai 65tahun. Senioritas berarti gaji meningkat dan jam terbang dikatakan lebih baik dari pekerjaan biasanya (meskipun ini sulit untuk percaya).
4. Mahalnya sarana proses pengajaran
Setiap ruang kelas dilengkapi dengan komputer (atau komputer / mediapodium) yang terhubung ke salah satu sistem proyektor overhead atau layardatar LCD. Walaupun keadaan sudah sedemikian canggih, ini tidak berarti semua guru sangat melek teknologi.
5. Proses pemindahan guru selama 5 tahun sekali
Guru digilir bertugas di sekolah yang berbeda-beda setiap 5 tahun. Sistem ini lahir untuk memberikan setiap guru kesempatan yang adil di bekerja di sebuah sekolah yang baik atau buruk.
6. Role playing via Hollywood style
Beberapa sekolah memiliki teknologi layar biru atau kamar dengan peralatan canggih yang memungkinkan situasi dalam ruangan tersebut sama seperti keadaan lingkungan di luar sana dimana seorang anak akan mempraktekkan ilmu pembelajarannya. Salah satu contoh kelas yang kita lihat adalah kelas ekkonomi, yang lengkap dengan lorong, rak, pasar mini, dan sebagainya. Bahkan, untuk pembelajaran praktek kesehatan, memerka seperti memiliki rumah sakit sendiri.
7. Hukuman fisik yang keras masih berlaku
Sementara di AS, hukuman fisik dalam kelas sudah dilarang, sistem pendidikan Korea dan orang tua dari para siswa punya masalah dengan disiplin fisik di ruang kelas sekolah. Hal ini masih diperbolehkan, walaupun sudah ada kabar bahwa akan diberlakukan pemantauan yang ketat untuk mencegah terjadinya kekerasan guru kepada siswa dan pelanggaran HAM. Biasanya, guru laki-laki disana sangat keras dan mudah sekali memberikan hukuman fisik.
8. Setiap siswa memliki "nama Inggris"
Pernah bertanya-tanya mengapa beberapa orang Korea asli memiliki nama Inggris, yang membuat Anda tertawa karena mereka sangat tidak cocok dengan wajah Asia yang mereka miliki ? Misalnya Alice, Kate, bahkan Angelina ? Salahkan itu pada guru bahasa Inggris asing yang memberikan nama itu pada mereka ! Beberapa program sekolah bahasa Inggris di Korea menawarkan siswa akan diberi nama bahasa Inggris untuk kelas bahasa Inggris mereka dan kadang-kadang itu terserah kepada guru EFL untuk melakukannya.
9. Siswa bertanggung jawab atas kebersihan sekolah mereka
Seperti sekolah-sekolah di Indonesia, sistem sekolah Korea mengajarkansiswa untuk bertanggung jawab atas perawatan sekolah mereka. Sementarapetugas kebersihan cenderung melakukan tugas-tugas utama sepertimembersihkan kamar mandi, membersihkan lorong-lorong, ruang kelas,tangga, dan soal memungut sampah di halaman sekolah, semua dilakukan oleh siswa di pagi hari sebelum bel berbunyi.
10. Siswa diperbolehkan menggunakan sandal di dalam kelas
Anda tahu bahwa tradisi orang Asia Timur, mengambil sepatu dan menepikannya dalam rak ketika memasuki rumah ? Korea memiliki sesuatu permasalahan yang mirip, mereka berpikir bahwa memakai sepatu di dalam ruangan akan membuat ruangan itu kotor. Guru dan siswa harus berganti sepatu dari satu sepatu ke sepatu lain yang khusus digunakan saat di dalam runangan saat memasuki gedung sekolah.
No comments:
Post a Comment